Esoknya, Ayesa tidak memedulikan sang ayah. Ia kesal karena ayahnya berniat memisahkannya dari Indah. "Buntan ... hari ini Yesa mau makan masakan Buntan. Buntan masak, ya?!" pesan Yesa. Awalnya Indah merasa heran. Ada apa dengan Yesa? Namun, akhirnya ia tahu putrinya sedang marah pada ayahnya. Enggar yang mendengar Yesa memanggil Indah dengan sebutan Buntan, bingung dibuatnya. "Buntan?" tanyanya. "Iya. Bunda Tante. Karena Tante Indah sudah menikah dengan Ayah, berarti Tante Indah sudah menjadi bundanya Yesa. Jadi, Yesa harus manggil Tante Indah Bunda." "Tapi, bundanya Yesa, kan, Bunda Intan." Indah tidak menyangka, ternyata Enggar sangat tidak menginginkannya menjadi ibu dari anak-anaknya. Sampai di depan putrinya pun, Enggar tega mengatakan itu semua. "Ayah lupa? Bunda Intan u