TIGA PULUH DUA

1452 Words

Suasana mulai menjadi tegang, derap langkah kaki yang ditinggalkan kini menjadi salah satu kutukan buruk. Mereka ditinggalkan berdua entah menjadi mimpi baik atau bahkan menjadi mimpi paling buruk. Angin berembus menegangkan, dan Alika sama sekali tidak bisa berpikir tentang angin itu memasuki celah dari mana? Sedangkan kedua matanya melihat jelas bahwa jendela di ruangan itu tertutup rapat. Tetapi bukan itu yang sedang menjadi objek dalam pikiran sempit Alika, lebih tepatnya keseluruhan pikiran Alika kini sedang terfokus ke arah wajah Hana yang sedang menatapnya dengan raut tenang. Mereka nyaris menjadi sesuatu keluarga yang harmonis, hidup berdua saling mencintai, dan kini mereka tidak jauh berbeda dengan seonggok pecahan kaca yang berantakan. Aldra telah memilihnya, dan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD