Hari-hari berlalu begitu cepat. Dengan berbagai kejadian yang tidak pernah Alika sangka bisa merubah kehidupannya. Musim panas, banyak debu dan sinar matahari yang terik. Alika terduduk di sebuah kursi yang dinaungi dua pohon rindang. Di depan ada ada danau. Tetapi pandangan Alika sama sekali tidak tertuju ke sana. Pikirkannya melayang-layang entah ke mana. Tangan lentik Alika meremas kertas putih di atas pahanya dengan kalut. Bersama air yang berada di ujung pelupuk mata Alika terjatuh seiring isakan kecil dari bibirnya terdengar. "Aku harus bagaimana Tuhan." Jeritan pilu Alika atas semua penderitaan. Beberapa minggu lalu ia cukup tercengang dengan apa yang diminta seorang Hana. Dan sialnya hari ini apa yang diminta wanita itu kini terkabulkan dengan sangat mudah. Bebera