Epilog

1199 Words

Ada waktu di mana kebahagiaan timbul, lalu tenggelam. Dan ada waktu pula di mana kebahagiaan mencari pemiliknya sendiri untuk disinggahi. Pada dasarnya tidak ada kata penderitaan jika tidak didampingi dengan kata kebahagiaan. Di dapur, ada sosok mungil Alika yang sedang mengaduk cairan hitam pekat di atas cangkir putih. Uap panasnya mengepul ke udara, menimbulkan sensasi panas ketika uap itu tidak sengaja menyentuh wajahnya. Bergegas membawa cangkir itu di atas nampan lalu menaruhnya di atas meja makan. "Sudah kukatakan, bangun pagi-pagi. Kenapa susah sekali dibangunin sih!" Gerutuan itu sudah seperti konsumsi rutin di pagi hari seperti ini. Ketika suaminya benar-benar sangat susah dibangunkan, Alika akan menyemburkan ocehan tiada henti dari dalam mulutnya sampai gendang telinga suamin

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD