"Kamu serius enggak mau aku pijat?" tanya ku padanya. Selena menggeleng. "Aku enggak apa apa, terima kasih. Justru kamu yang baru pulang kerja. Apa kamu serius enggak capek?" tanya Selena padaku. Tentu saja aku enggak lelah karena aku habis menikmati hidup bersama selingkuhnaku. Mungkin aku juga akan mencari perempuan virgin yang lain, setelah aku merasa bahwa Zara tidak cukup membuat ku merasa puas. Tapi selena adalah satu satunya milikku. Selena tidak boleh pergi dariku, karena hanya dia saja yang aku cintai. "Aku enggak capek sayang. AKu bahagia setiap kali ketemu kamu. Mau ya aku pijitin." ujar ku. Selena pun mengangguk pelan. "Baiklah." Ku angkat kedua kakinya ke atas pahaku dan mulai aku pijat dengan pelan. "Apakah kamu merasa mual sayang?" tanyaku. "Enggak, sayang. Aku enggak

