48. Perkara Kamar Mandi

2003 Words

Hari ini aku dan Mas Kian menghadiri resepsi pernikahan Pak Rivan dan Mila yang diselenggarakan di Jakarta. Sebenarnya Mila sempat memintaku datang ke Jogja, sekalian aku menjenguk saudara. Namun, aku tidak bisa. Dia juga sama sekali tak memaksa karena dia paham betul kalau aku sudah tidak sebebas dulu seperti saat masih single. Ya, pertemanan orang dewasa memang harus banyak maklumnya. Bagaimanapun, kami memiliki hidup masing-masing. “Kamu nangis, Fi?” tanya Mas Kian sembari menyenggolku. “A-apa, sih. Enggak!” aku buru-buru mengambil tisu di tas, lalu mengusap air mata yang baru saja menitik di pipi. “Enggak papa kalau emang mau nangis. Kamu ikut bahagia, Mila akhirnya nikah sama Rivan?” “Iya. Habisnya penderitaan dia sebelum ini parah banget, Mas. Mas pasti tahu, kan? Enggak mungki

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD