Bab 17. Jangan Marah-marah, Om!

1206 Words

“Yaya, mau saya antarkan pulang ke rumah?” tanya Elvir dengan ramahnya sebelum ia ke mobilnya. “Tidak perlu repot-repot, El. Yaya ikut aku balik ke kantor. Ada ayahnya di sana, kebetulan dia sedang magang di kantorku.” Tiba-tiba saja Pasha yang menjawab, tajam juga telinganya. Elvir dan Yaya serempak menatap Pasha. “Oh, sedang magang di sana. Berarti sesekali aku nanti mampir ke sana. Eh, kalau begitu saya boleh minta nomor hpmu, Ya?” tanya Elvir sembari kembali menatap gadis itu. “Boleh Kak, mana hpnya?” pinta Yaya. Dan, Elvir bergegas mengeluarkan ponselnya dari saku jasnya. Pasha tampak menghela napas panjangnya, rautnya terlalu kecewa. “Kak Pasha, tidak bisa antar aku ke studio dulu?” tanya Mecca yang belum memisahkan diri, tatapan matanya melirik sinis ada Yaya. “Kamu bawa mobi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD