Mata mereka bertemu, Indra jelas melihat wajah sita yang berubah pucat, dia maju selangkah, dan sita mundur satu langkah. Terlihat sekali sita menghindar. "Hai, Ita.." sapanya dan sita semakin membenci laki-laki ini yang memanggil namanya masih sama seperti dulu. Sita masih diam, menatapnya tajam. Bibirnya seakan terkunci rapat tak bisa berkata apa pun. "Apa kabar?" sita benar-benar membeku. Demi Tuhan! adegan ini bahkan tak pernah dia putar dalam bayangannya sekali pun--Bayangan tentang Indra yang muncul di hadapannya suatu nanti. "Mau apa kamu?" suaranya dingin, sita jelas menolak kehadirannya. Indra menarik napas dalam tapi mata itu masih mengunci mata sita, terlihat sangat merindukannya. "Kamu masih menelepon?" Indra menunjuk ponsel di tangan sita "sepertinya, masih tersambung" s