bc

(EPIPHANY) MARRIED WITH BIG BROTHER'S BOSS

book_age18+
912
FOLLOW
5.8K
READ
billionaire
possessive
fated
opposites attract
badboy
goodgirl
dare to love and hate
boss
sweet
like
intro-logo
Blurb

Farah harus berusaha keras agar tidak dijodohkan dengan Boy. Lelaki yang ia kenal sebagai lelaki playboy dan sering menjadikannya tameng terhadap mantan-mantan kekasihnya

chap-preview
Free preview
BAB 1
Demi wisuda, aku harus bangun jam tiga pagi demi ke salon. OMG, untung wisuda cuma sekali seumur hidup, -kecuali kalau kuliah berkali-kali ya-. Buruknya lagi, aku bukan yang pertama, saat baru datang sudah ada lima orang yang menunggu di make up. Aku duduk sambil menyandarkan kepala di sandaran kursi hingga tepukan pelan di pundak membuatku membuka mata, hei kapan aku tertidur ya? "Mau make up ala apa? Syahrini apa Raisa? " tanya wanita setengah pria yang akan mendandaniku. "Ehm, tipis-tipis aja. Ala Raisa, oke tapi pake bulu mata cetar membahana badai ya." Aku nyengir kuda sementara dia hanya berkedip beberapa kali. Setelah di make up tipis-tipis ala Raisa. Dia menyanggul rambutku, pakai hiasan rambut blink-blink berbentuk dua bunga di samping kepala. Feeling like Raisa baru menikah banget-banget deh. Oh, jika disandingkan dengannya, Hamish pasti bingung mana istrinya mana Raisa KW hahahaha. Setelah dua jam, akhirnya aku keluar salon. Kak Rian sudah menunggu di depan pintu saat aku keluar. Dia tersenyum manis menyambutku, adik tercinta sudah besar dan siap menempuh hidup baru ehm maksudnya siap menghadapi dunia kerja, begitulah makna tatapannya. "Aku cantikkan, Kak? " ucapku sambil kedip-kedip cyantiek. "Ehm, kau selalu cantik, Adik Manis." Kak Rian merangkul pundakku dan membimbingku masuk Timor bersimbol BMW miliknya. Perjalanan pagi ini terasa singkat karena jalanan masih lengang. Aku melihat Kak Rian yang tampil menawan seperti biasa. Memakai setelan suit dan berdasi merah marun, dia sangat sempurna. Aku beruntung punya kakak sekeren dia. Di gedung serba guna tempatku wisuda. Sepasang suami istri telah menungguku. Pak Sutopo dan istrinya, Bu Rahayu memandangku dengan senyum sumringah. Mereka adalah bos Kak Rian, tapi mengapa mereka disini? Oh, mungkin mereka menghadiri wisuda seseorang jadi sekalian menyapaku. (Rasanya kebalik ya, harusnya aku yang menghampiri mereka) "Kamu cantik sekali, Farah. Selamat ya, tidak terasa kamu sudah wisuda." Bu Rahayu menyambutku dan memelukku, memberiku kecupan ringan di kedua pipi. "Terima kasih, Bu. Ehm, siapa yang wisuda, keponakan Ibu ya?" Aku sedikit menelengkan kepala. Pak Sutopo dan Bu Rahayu saling berpandangan lalu pandangan mereka berpindah ke Kak Rian. "Kamu ini gimana sih, ya tentu kami mau lihat wisudamu. Bapak dan Ibu beli undangan khusus buat lihat kamu." Pak Sutopo berbicara dengan logat Jawa sekali. Aku mengangkat kedua alis, tak percaya bos Kak Rian datang khusus untukku. Sebuah kehormatan besar buatku. Tak menyangka orang sekaya mereka mau menghadiri adik dari salah satu anak buahnya. Aku masih ingat empat tahun lalu mereka juga menghadiri wisuda Kak Rian saat lulus UI, padahal saat itu mereka juga harus terbang ke Inggris. Sungguh bos yang sangat baik hati, Kak Rian beruntung bisa kerja di mereka bahkan sebelum lulus kuliah. Aku juga kecipratan keberuntungan, karena aku bisa kuliah dengan bea siswa perusahaan. "Boy mana? Mama sudah bilang harus datang jam delapan kok malah belum kelihatan batang hidungnya." Bu Rahayu memutar kepala, mencari keberadaan putra semata wayangnya. Aku berbisik ke Kak Rian, "Loh, Kak Boy ikut juga? Ish, ngapain? Pasti Kak Boy sibuk sama--" "Aku disini, Mama. Wow, Farah you look so.... " Kak Boy datang-datang menyela ucapanku dan dia menatapku dari kepala hingga kaki. Aku tidak terlalu suka dengan Kak Boy. Dia suka menggodaku saat bertemu dan suka menjadikanku korban kebuasan wanita-wanita yang dikencaninya. Kak Boy merenggangkan kedua tangan, membuatku mundur hingga menabrak Kak Rian. oh My God, senyumnya begitu ... Tampan tapi menakutkan. Membuatku terpana sekaligus begidik ngeri. *** Kak Boy menatapku dengan mata sipitnya yang semakin menyipit. Entah apa yang ada di benaknya, tapi feelingku mengatakan itu bukan hal yang baik.  "Lulus summa cumlaude, Bapak bangga sekali padamu." Pak Sutopo mengangguk-angguk kemudian menerima buku menu dari pelayan restoran.  Aku berusaha mengabaikan Kak Boy dan beralih ke Pak Sutopo yang sibuk membaca daftar menu.  Aku memandang ke seluruh ruangan restoran ini. Interiornya lebih ke gaya klasik dengan dominasi kayu serta tembok yang memperlihatkan tumpukan batu bata dan lapisannya,  serta tungku yang besar memberi nuansa yang begitu nyaman.  "Kamu pesan apa, Farah?" tanya Bu Rahayu.  Aku membaca buku menu, memerhatikan setiap nama menu beserta penjelasannya. Aku sangat ingin makan enak, mumpung ada kesempatan. Jadi aku harus memilih sesuai kata hati dan perasaan.  "Dia suka salmon grill. Makanan itu cocok buat orang pintar biar tambah pintar," celetuk Kak Boy. Mataku membelalak dan mulutku membulat sambil memandang cowok yang duduk di sebelahku. Kak Boy sedang mengerjaiku. Seharusnya dia tahu aku tidak suka seafood. Terakhir aku makan seafood dengannya berakhir di toilet untuk memuntahkan isi perutku.  "Oh, Mama tahu pasti itu rahasia anak-anak mendiang Sutanto pintar-pintar. Kalian suka seafood rupanya." Bu Rahayu berwajah sumringah, pujian yang salah tempat itu membuatku saling pandang dengan Kak Rian.  "Bukan begitu, Bu. Saya mau chivito plato." For Godness, kutuk Kak Boy jadi kalkun dan takdirkan dia jadi hidangan buat santap siangku. Menyebalkan sekali dia.  "Loh, salmon bagus buatmu, Farah. Boy benar, Ibu lebih suka kamu makan salmon daripada daging lainnya." Bu Rahayu memesankan salmon grill untukku dan Kak Boy tertawa penuh kemenangan.  Kejam sekali orang itu. Steak salmon mungkin bagi orang lain enak, tapi buatku itu lebih seperti makan makanan neraka. Sehilang apapun aromanya, rasa khas salmon tetap membuat perutku mual.  And the hell food coming. Aku menatap horor makanan yang sebenarnya secara plating bagus sekali. Tetapi irisan salmon yang sedikit oranye tetap saja membuatku tahu itu salmon dan otakku menstimulasi sinyal penolakan yang berujung pada kemualan, oke aku tidak tahu apakah kata mual bisa dibeti awalan ke- dan akhiran -an tapi aku memang sedang mual.  The hell boy aka Kak Boy tertawa puas sambil memamerkan chivito plato yang kuinginkan. Dia sengaja pesan makanan itu, pasti. Padahal aku tahu dialah maniak seafood yang sesungguhnya. Tuhan Maha Adil, karena memberiku otak cemerlang sekalipun jarang makan seafood, sementara otak Kak Boy hanya sedikit lebih besar dari bola matanya sekalipun setiap hari dicekoki seafood.  "Aku memang ganteng, tapi tidak perlu segitulah." Kak Boy memasang evil smirknya sambil mengelus kepalaku seperti anak kucing.  What the hell you from?  "Don't do that, i'm not your.... " Oh, hampir saja keceplosan. Umpatan apapun dilarang keras diucapkan kepada Mr. Boy karena dialah bos Kak Rian.  "Ehm-ehm." Deheman Kak Rian membuatku nyengir kuda, sementara Kak Boy mengangkat satu alisnya.  Bu Rahayu dan Pak Sutopo juga menungguku melanjutkan ucapan. Oh Tuhan, plester mulutku dengan lakban paling tebal dan berikan ekstra kesabaran dalam menghadapi makhluk paling menyebalkan ini.  "Pa, Ma, Rian. Habis ini aku mau ajak Farah jalan. Aku mau membelikan hadiah istimewa buatnya." Sebuah tatapan dari ujung matanya membuatku sulit menelan ludah.  Pak Sutopo mengangguk beberapa kali, "Ya boleh, tentu saja. Beri dia hadiah apapun yang diinginkannya. Kamu bisa pakai uang perusahaan kalau perlu. Iya kan Rian?"  Kak Rian mengangguk pelan, tahu jika ucapan Pak Sutopo berupa perintah bukan permintaan.  Aku memejamkan mata erat sambil geleng-geleng lemah, tetapi Kak Rian sangat menghormati Pak Sutopo dan percaya Kak Boy punya sayap malaikat dan bisa menjagaku dengan baik. Sementara aku tidak bisa berkata tidak karena sebagai adik bawahan aku terlalu sungkan mengatakan tidak, takut jika nasib Kak Rian jadi buruk gara-gara aku.  But, i know the worst thing will happen. Oh God.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Unwanted Bride

read
111.1K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
55.7K
bc

Wedding Organizer

read
47.0K
bc

MOVE ON

read
95.2K
bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.6K
bc

My Husband My CEO (Completed) - (Bahasa Indonesia)

read
2.2M
bc

RAHIM KONTRAK

read
418.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook