Pandangan mereka bertemu. Sorot mata tajam Wira seolah menembus jantung Mona. Cewek itu berusaha untuk menguasai keadaan. "Wira, Sayang ... ayolah jangan jadi cowok posesif!" ujar Mona dengan nada yang dibuat semanja mungkin. Wira membeku. Cowok itu tidak mengerti arah pikiran Mona. Ternyata kecantikan dan kesempurnaan yang dimiliki gadis itu tidak berbanding lurus dengan kepribadiannya. Sampai di sini, Wira menyesali satu hal, mencintai Mona. Memang, soal wajah, Mona tiada duanya, tetapi hati siapa yang tahu. Menyadari itu Wira menyerah. "Kita putus." Mona hanya mencebik, sama sekali tak ada raut menyesal di wajah ovalnya yang penuh riasan. Wira meninggalkan kedua insan yang sudah berhasil mematahkan hatinya. Namun, belum lagi langkahnya jauh, ia teringat sesuatu. Cowok itu membalik b