Mungkin sepulang dari memukul Vino kemarin, aku ataupun pak Yanto tidak begitu sadar bahwa anak buah Bram mengikuti kami. Sehingga sekarang, dia berada di sini. Di Vila tempatku tinggal bersama Bia. Terlihat kacau dan raut wajahnya menyiratkan perasaan bersalah. “Gue tahu sejak wala kalau Bia adalah Bianka, karena itu gue maksa lo buat ketemu dia dan berusaha buat bujuk lo agar gue dan Vino dilibatkan dalam masalah kalian. Tapi sumpah Al, gue nggak tahu kalau orang yang culik lo berdua dulu sampai Bia hampir kehilangan nyawa itu bokap gue.” Ucap Bram yang sungguh aku tidak mau peduli. Sekali berbohong maka dia adalah pembohong. Apapun alasannya aku tidak mau tahu. “Gue nggak peduli.” Jawabku datar dan ku lihat Bia melotot. Entah sejak kapan aku mulai takut padanya padahal dulu dia yang k