Melihat Bia sadar dan sudah mulai bisa melihat senyumnya, melihat omelannya, dan melihat wajah malu-malunya seperti mengangkat semua bebanku selama beberapa hari ini. Tidak masalah jika semua berjalan tidak seperti yang aku inginkan selama Bia baik-baik saja. Tidak masalah jika semua masih sulit selam aku memilikinya. Tidak masalah jika kami belum aman selama dia ada di sampingku. Bia adalah segalanya bagiku sekarang. Apalagi setelah mengetahui bahwa takdir kami memang sudah terhubung sejak lama. Hal itu seperti menguatkan perasaanku bahwa kami memang seharusnya ditakdirkan bersama. Dan siapapun tidak akan aku biarkan memisakan kami. “Lama nggak?” Tanya Bia sambil cemberut setelah aku berpamitan dengannya akan bertemu kakek. Sudah ada Antony dan beberapa pengawal baik dariku maupun dari p