Minggu pagi, cuaca sejuk, habis turun hujan tadi subuh. Keadaan sepi, dengan rumput yang embunnya belum pergi, aku sedang berlari pagi. Kejadian kemarin benar-benar membuatku semakin yakin bahwa Yuby bukan anak kecil sembarangan. Tentu saja itu bukan karena omongannya yang ambigu itu. Aku ini murid pintar yang selalu dapat bantuan sebagai siswa miskin berprestasi, jadi jangan remehkan aku soal bab produksi dimana laki-laki memang bisa membuat perempuan hamil. Tentu saja, ada pengecualian untuk beberapa laki-laki dengan sejumlah keadaan. Cuma, omongan si bayi tadi malam benar-benar membuatku sesak napas. Gara-gara dia, aku nggak bisa tidur sehingga harus menelpon Cahyani. Walau nggak guna karena telponnya trus saja sibuk. Apa iya dia telponan dengan Gandhi si cowok es selama itu? Aku tahu

