Abi tidak bisa menahan rasa haru mendapati bayi mungil … Oh, tidak mungil, karena bayinya terlihat seperti bayi yang sudah berusia dua bulan. Kedua pipinya bulat kemerahan. Rambutnya hitam lebat. Bayinya terlihat bergerak-gerak seperti sedang berusaha untuk melepas kain bedong yang melilit tubuhnya. “Ya ampun … lucu banget ponakan gue.” Sasi berteriak girang. Dia baru bisa datang setelah Karin melahirkan. Dia harus mengantar Rangga ke sekolah terlebih dulu, sebelum melaju ke rumah sakit. Sementara Cinta berada di rumah dengan pengasuhnya. Di tempatnya berbaring, Karin tersenyum. Bayinya memang cantik dan lucu. Siapapun yang melihat bayinya, pasti akan langsung jatuh cinta. “Pantas saja perut kamu gede banget. Udah seperti orang lagi hamil anak kembar.” Sasi berdecak kagum. “Hebat banget