Barbara membuka matanya saat di rasa sesuatu menariknya untuk cepat bangun. Dia membukanya dengan setengah hati walaupun rasanya ingin tertidur lebih lama. Matanya terbuka sempurna, menatap langit-langit yang hanya di hiasi oleh lampu. Dia menatap ke depan yang memperlihatkan sebuah TV besar tergantung di sana.
Barbara akan mengangkat tangannya namun dia terdiam saat sesuatu menggenggam erat tangannya. Dia menoleh melihat sebuah kepala terkulai damai dalam lelapnya. Barbara tersenyum saat tahu siapa yang sering berlaku seperti ini. Dia mengangkat tangan yang ter-infus lalu mengelus rambut itu membuat sang pemiliknya terbangun.
"Ara?" Suaranya yang serak membuat kedua orang yang sibuk dengan kegiatan mereka mengangkat kepalanya.
"Bar? Ada yang sakit?" Sharon menyimpan menwsukan ponsel
