"Saya benar-benar masih belum percaya Nona, jika Nona Bianca memiliki seorang kembaran yang tidak kalah cantiknya, beruntungnya Tuan Aarav." Barbara hanya tertawa kecil. Menyesap minumannya, matanya memandang ke segala arah dimana beberapa karyawan sedang berlalu lalang untuk makan siang. "Nona Barbara tidak masalah kan jika saya duduk di sini?" "Kenapa memangnya?" "Saya takut jika Nona marah pada saya." "Kau sudah duduk disini 15 menit dan kau baru bertanya sekarang? Aku bahkan sudah mendengar semua curhatan mu tentangku dan Bianca." "Hehe Saya terlalu senang karena bisa bertemu dengan Istrinya, Tuan Aarav." Barbara hanya menggelengkan kepala, membiarkan wanita di depannya berbicara sesuka hatinya. "Nuri, apa aku boleh bertanya?" "Silakan Nona." "Sudah berapa tahun kau beker