Lain di mulut lain di perut

1603 Words

Sementara itu, Sinta hanya berdiri menatap dari balik pintu gerbang, kepergian dua Majikannya tersebut. Ada perasaan pilu tergambar jelas di wajahnya. Kedua matanya menatap lurus mobil marcedes berwarna silver yang kini sudah tak terlihat. Sinta lalu mengunci pintu Gerbang dan segera masuk ke dalam. Untuk kesekian kali-nya Sinta harus merasakan lagi patah hatinya. Namun meski begitu, ia tetap menjalankan pekerjaannya membereskan alat makan yang majikannya pakai tadi. " Huft! " Sinta menghela napas-nya sebelum memunguti piring bekas makan kedua majikannya. Di perjalanan, Ivan hanya diam mendengarkan obrolan Gunawan dan Laura. Perasaannya kesal saat mendengar Jawaban ambigu Gunawan, sehingga ia memilih diam sambil melihat pemandangan malam hari di balik kaca mobil. " Harusnya aku bawa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD