“Silahkan di minum.” ucap pelayan kafe sebelum akhirnya melenggang permisi
“Terima kasih.”
Shella ada di kafe langganannya. Dulu, terakhir kali kesini dia di tampar oleh wanita asing yang memaki Shella karena dikira sebagai pelakor. Mengenaskan,
Shella kembali sibuk, mulai mengedit naskah novel di laptop, sebelum akhirnya di kirimkan kepenerbit. Akhirnya, satu persatu impian Shella bisa terwujud. Ia lulus tepat waktu, IPK Cumlaude, masih menjadi seorang model. Menjelma menjadi seorang penulis novel seperti apa yang di mimpikan sejak dulu .
Novel yang ia tulis kali ini, adalah tentang cintanya. Cinta sejatinya, meski tak lagi bersama.. Biarlah, toh... di dalam dunia nyata ia tidak lagi bisa mengukir namanya untuk disandingkan bersama Zahrul.
Denganseperti ini, cintanya akan tetap hi
