Hari itu, langit tampak begitu kelam, seolah mencerminkan kegelisahan Ivy. Baru saja dia menyelesaikan shift panjang di rumah sakit ketika teleponnya berdering. Nama Dhruv terpampang di layar. Dan kabar itu membuat Ivy shock. "Ivy … aku tertembak." Dunia Ivy seolah berhenti berputar. Jantungnya berdegup kencang, tangan gemetar mencengkeram ponsel. “Bagaimana bisa? Apa yang terjadi?" tanyanya, berusaha menahan panik. "Aku menunggumu di sini. Rumah Sakit St. Luke, Tokyo. Aku butuh kau di sini secepatnya." Suara Dhruv mulai lemah, tetapi masih tegas. Tanpa pikir panjang, Ivy mengangguk. "Aku segera ke sana." Ia menutup telepon, lalu langsung memutuskan untuk segera bersiap. Pikirannya dipenuhi pertanyaan: Bagaimana Dhruv bisa tertembak? Bukankah dia hanya pergi untuk urusan