Hurt 42

1084 Words

Author POV. "Aku tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun! Mungkin saat itu kita memang belum diberikan kepercayaan. Kenapa kamu harus marah? Bukannya saat ini kamu sudah diberikan kesempatan untuk menjadi seorang ayah?" Dan Ana memanglah tidak salah. Ana sudah memenuhi kewajibannya seorang istri. Ia melayani Rehan sebaik mungkin tanpa cela. Ia pun sabar ketika Rehan masih belum menemukan pekerjaan yang cocok. Namun untuk masalah keturunan, itu bukanlah kehendak Ana. Semuanya sudah ada yang mengatur. Ana hanya bisa berusaha dan meminta. Yang menentukan adalah yang kuasa. "Harusnya kamu bersyukur, bukan malah menyalahkanku." Apa yang dikatakan Ana seharusnya benar dan membuat Rehan tidak perlu merasa marah. Namun yang terjadi adalah ; Rehan justru tidak mau menerima semuanya. Ia

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD