64. Bujukan Maut

2026 Words

Rasanya lega luar biasa. Akhirnya, restu itu sudah kukantongi. Meski baru dari Bu Lina, aku yakin Pak Budi akan ikut. Aku benar-benar bersyukur karena usahaku malam ini tidak sia-sia. Sebenarnya tadi aku sempat ragu karena Bu Lina juga terlihat ragu. Namun, ternyata beliau hanya mengerjaiku. Kami sempat berpelukan lagi ketika akhirnya beliau mengangguk mengiyakan. “Melihat usaha Dhika dan Mbak Desya sampai seperti ini, Ibu bisa apa? Ibu akan sangat jahat kalau melarang kalian hanya karena ego dan ketakutan yang jelas-jelas enggak tebukti. Perihal Ayahnya Dhika, nanti Ibu bantu ngomong.” Begitulah kira-kira yang Bu Lina katakan padaku. Kami juga ngobrol ngalor-ngidul lagi sampai aku memutuskan untuk pamit karena hari semakin malam. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan lewat beberapa meni

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD