Ingin rasanya aku menggulung bumi, lalu bersembunyi di lapisan paling bawah. Aku malu. Benar-benar sangat malu. Aku tidak tahu kalau Mas Dhika pulang membawa Papa dan Mama, masih bonus Mas Dipta dan keluarga kecilnya. Yang aku pikirkan tadi hanyalah aku ingin segera memberitahu kabar bahagia ini sampai-sampai tidak melihat sekitar. Siapa yang sangka kalau suamiku pulang membawa rombongan? “Keluar, Des! Enggak usah lebay!” terdengar gedoran pintu yang diiringi suara lantang Mas Dipta. Sejak tadi aku memang bersembunyi di kamar sementara yang lain berada di luar. Jujur saja, aku belum mampu menampakkan diri. “Des! Woy! Masa kami datang malah enggak disambut?” “Iyaaa! Aku keluar sekarang.” Akhirnya aku keluar. Baru saja aku menutup pintu kamar, Mas Dhika sudah merangkulku. Aku melirik ru