93. Belum Jera Juga

2517 Words

Hal yang pertama kali aku dan Mas Dhika lakukan begitu tiba di Jogja adalah mencari makan siang. Bawaan koper tak menyurutkan kami untuk singgah di restoran. Menu makan siang kali ini jatuh kepada ramen yang dulu pernah kami kunjungi bersama. Resto ramen yang saat itu memberi diskon jika mau difoto dan fotonya dipajang di sebuah mading khusus yang disediakan. Satu tahun telah berlalu, ternyata resto itu mengalami banyak peningkatan. Bangunannya melebar, juga tampak semakin cantik. Parkirannya juga lebih luas, sehingga tidak ada mobil yang parkir di pinggir jalan. “Mau pesan apa, Sya?” “Kaya yang dulu aja. Masih ingat atau enggak, Mas?” “Masih.” Mas Dhika ke kasir untuk pesan, sementara aku menunggu di salah satu meja yang terletak di sisi kanan dekat kolam ikan serta air mancur kecil

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD