Akhirnya Intan mengerti kenapa Kara dan keluarga kecilnya terlambat datang ke acara pernikahannya. Kara yang sedang hamil dan ada tiga bayi di dalam perutnya, tentu Kara tidak bisa terburu-buru datang dan sedikit kerepotan. Intan pun tampaknya sudah tidak sedih lagi, karena ada Gabriel di dekatnya. “Kara dan suaminya sedang bersama Ian dan keluarga, Intan,” ujar Dewi, dia tahu bahwa putri sulungnya itu sebenarnya berharap Kara bisa mendampinginya. “Nggak apa-apa, Ma. Ada penggantinya kok,” tanggap Intan, memegang erat tangan Gabriel, dia ingin kali ini Gabriel yang mendampinginya. Dewi tertawa bahagia, mengusap dadanya mendoakan kelancaran pernikahan putri kesayangannya. “Maafkan Mama,” ucapnya tiba-tiba. “Maaf … apa, Ma?” Dada Dewi terasa sesak, sehingga dia belum mampu melanjutkan

