Kara menggigit bibirnya, agak ragu bertanya. “Kenapa ... kamu memanggilku begitu?” tanya Kara akhirnya. Michael tersenyum tipis, “Karena itu namamu.” Entahlah, Kara merasa Michael tengah menyembunyikan sesuatu darinya, tapi dia sendiri yang tidak yakin. Michael memegang dagu Kara dan menatap wajah Kara dalam-dalam, lalu kembali melumat bibir Kara sebentar. “Kita bisa mengubah momen malam itu membahagiakan, di kamar ini. Hm?” ujar Michael lembut. Kara tidak menanggapi, memilih diam . Tapi entah kenapa, tiba-tiba saja Kara merasakan dorongan dari dalam tubuhnya, sebuah hasrat yang sepertinya sukar dia kendalikan. Michael tampaknya mengerti, dia mendekap kedua bahu Kara dan sedikit mendorongnya, merebahkannya di atas tempat tidur. Kara memperbaiki posisi rebahnya, dan Michael ya

