“Kamu kalah cucuku.” Sasonko menggerakkan Ratu pada papan catur miliknya untuk memangsa Raja milik Bhumika. Pria sepuh itu tersenyum puas karena berhasil memenangkan tiga babak permainan catur dengan sang cucu sore hari ini. “Saya akui, Kakek memang jago.” Bhumika tak mengelak jika permainan catur sang kakek lebih jago dari dirinya. Dan ia tak masalah dengan kekalahannya yang untuk kesekian kali, asalkan bisa membuat sang kakek tersenyum. “Kita sudahi dulu permainan ini.” Sasonko meraih cangkir teh miliknya dan menyesap minuman beraroma melati tersebut. “Kamu tidak ingin menginap di sini saja, Sena? Dari pada di apartemen sana, kamu tidur sendirian. Paling tidak di sini, kamu bisa menemani kakekmu ini yang sekarang hidup sendiri,” pinta pria tua itu setelah meletakkan kembali cangkir teh