Prolog

518 Words
Mohon maaf sebelumnya sekaligus ini informasi yang sangat penting.. Cerita yang akan saya buat ini sedikit berkonten dewasa 21++/A++ jadi mohon pembaca bijak dalam memilih daftar bacaan tapi kalo tetep baca..  (DOSA TANGGUNG SENDIRI!!) ________ Dengan posisi setengah sadar antara mimpi dan kenyataan, tubuhnya seperti terangkat, melayang diudara dan jatuh diatas awan yang empuk dan hangat. Sentuhan hewan udara mengenai kulitnya kasar dan panas tak mampu membuatnya berkata kata selain tersenyum dengan mata terpejam mengusap kepala burung dara putih yang hinggap didadanya. Sulit baginya membedakan apakah ini mimpi atau nyata karena selama 21 tahun hidup Lethisa, dia tumbuh menjadi seorang gadis yang penuh dengan derita. Awan yang ditempatinya bergerak diikuti hembusan angin mengenai wajahnya hingga rasanya geli. Sesuatu menimpa tubuhnya berat dan sesak, tangannya berusaha mendorong menyingkirkan benda yang menimpanya tapi tangannya justru terasa seperti jeli yang tak mampu bersikap lebih kuat layaknya besi. Hawa dingin menerpa, tiba-tiba awan putih yang terlihat berubah menjadi hitam pekat. Lethisa bersiap untuk lari dia sudah membuka kedua kakinya lebar-lebar untuk melangkah menghindari awan yang mengerikan itu tapi hal tak terduga terjadi, ada sesuatu menusuk dibagian bawah selangkangannya dan itu sangat sakit membuatnya tanpa sadar menjerit kesakitan, bagaimana bisa mimpi terasa begitu nyata bahkan rasa sakitnya pun sangat jelas. Lethisa yakin itu hanyalah mimpi dan saat ia bangun pasti semua akan kembali normal. Lethisa sudah biasa hidup dengan luka dan derita bahkan dalam mimpi pun ia merasa kesakitan. Ini sangat lucu ketika didalam mimpinya kali ini rasa sakit itu terasa berbeda membuat sekujur tubuhnya menegang ketika merasakannya. Ada suara yang tak jelas tertangkap oleh indra pendengarannya meski yakin itu milik seorang pria Lethisa tetap berpikir jika yang sedang ia rasakan saat ini hanyalah mimpi. Benda yang menusuk bagian bawahnya bergerak tajam dan kuat entah benda apa itu sampai membuatnya menjerit beberapa kali sesuai dengan dorongan dan hentakan yang dia terima. Semua benar-benar seperti mimpi atau memang hanya mimpi, entahlah. Lethisa sendiri sampai tidak tau cara membandingkannya dibawah pengaruh alkohol yang diminumnya tadi, mengungkapkan emosi yang ada dalam dirinya dengan cara seperti apa. Lethisa menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman namun air matanya menetes membasahi wajahnya cukup deras. Rasa sakit dan benda yang menusuknya dibawah sana berhenti selain menyisakan rasa perih yang berbaur dengan kepedihan dalam hatinya. Tapi anehnya Lethisa dapat melihat sosok malaikat bersayap datang menghampiri lalu mengusap air matanya memintanya untuk tak lagi meneteskan air mata. Kehangatan diterima oleh tubuh Lethisa untuk menyingkirkan rasa dingin dan luka yang dia terima setelah itu semua terlihat samar bahkan malaikat bersayap nya pun mulai tak terlihat sebelum meninggalkannya. Sekali lagi Lethisa tersenyum dalam kepedihan apakah semua orang akan pergi meninggalkannya? Semua mimpi yang baru saja ia rasakan sirna saat dia terlelap dalam kegelapan yang siapapun tak dapat menariknya dari sana. ________ Aku nulis karena suka sekaligus udah hobi dari jaman smp cuman baru ketuang dalam bentuk kata panjang begini baru beberapa taun lalu. Mohon maaf kalau ada tulisan masih berantakan dan kurang memuaskan karena penulis hanyalah manusia yang kurang baca buku sekolah wkwk Hanya untuk besenang senang.... Sekian dan terima aja. But please, jangan ada hal negatif diantara kita hahahaha aku baperan soalnya XD
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD