34. Kecewa Berat

1857 Words

Mia terbangun keesokan paginya dengan perasaan damai. Selain karena berhasil meloloskan diri dari pertunangan dengan Broto, suasana di rumah nenek Ibnu mengingatkannya pada rumahnya sendiri di Ciwidey. Tenang, sunyi, dan asri. Perlahan ia bangun dari tempat tidur, mencari cermin dan merapikan rambutnya sepintas. Setelah itu Mia keluar dan langsung menemukan Ibnu di meja makan. “Mi, sini!” Ibnu melambai memanggil Mia. “Kenalan dulu sama Eyang.” “Sini, Cah Ayu!” panggil nenek Ibnu juga. “Pagi, Mas! Pagi, Eyang,” sapa Mia kikuk. “Duduk, Mi!” Ibnu menarik kursi di sebelahnya. “Ayo, Cah Ayu! Kita makan sama-sama,” ajak nenek Ibnu. “Eyang, makasih ya udah izinin Mia nginep di sini,” ujar Mia sungkan. Wanita tua itu hanya mengangguk sambil tersenyum lembut. “Sudah dengar cerita tentang mba

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD