Di sebuah ruang kerja mewah dengan kaca besar yang menghadap ke taman pribadi, Duta sedang duduk santai di balik meja kayu mahal. Di tangannya tergenggam segelas anggur merah yang baru ia teguk setengah. Ia tampak puas menatap layar laptopnya—berita tentang Berlian yang dihujat publik masih bertengger di halaman depan beberapa situs gosip. Senyumnya licik, puas. “Biar kau tahu rasanya dijatuhkan, Berlian,” gumamnya pelan, sambil mengetik sesuatu di laptopnya. Namun tanpa ia sadari, dari kejauhan—di salah satu gedung tinggi seberang jalan—seorang pria berjaket gelap sedang mengintainya melalui teropong panjang. Pria itu adalah Kompol Arya, anggota kepolisian yang diam-diam tengah mengusut ulang kasus pencemaran nama baik atas nama Berlian. Ia sudah lama mencurigai permainan kotor di b