36 – Azri Dwi Adiwijaya

2163 Words

Malam hari, saat Moana dan Kamil berkumpul di ruang rawat Kamala, ia sendiri duduk bersandar di brankar yang setengah dinaikkan sambil menatap keduanya bergantian. Meski sudah beberapa malam berlalu, tapi jejak malu masih tertinggal. Kamala mau lupa, tapi tidak bisa. Susah banget. Suara Kamil terngiang-ngiang di telinga, suara Moana juga. “La, sudah punya nama buat bayinya?” tanya Moana tiba-tiba, membuat Kamala tersadar dari lamunan. Moana duduk di sisi brankar, sedang mengupaskan buah untuk Kamala. “Kalau belum, sekarang aja kita pikirkan. Biar nanti setelah lahir, tinggal disematkan. Perlu kami bantu tidak?” “Mala udah punya, Mbak.” Mendadak ia antusias, menatap Moana dan Kamil bergantian. Pipinya terasa panas, mengingat nama yang sudah ia rangkai jauh-jauh hari, akhirnya diberitahu j

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD