Bianca yang tak sadar langsung melepaskan pelukannya dari Roy. Dia berdiri penuh semangat menatap pria tersebut. “Ayo, kita lari lagi, Roy. Aku akan menyelesaikan hukuman itu biar Kak Davian senang, setelah itu aku akan menebus kesalahanku pada mereka. Let’s go!” Roy tercengang melihat Bianca berlari meninggalkannya dalam kondisi senang, padahal beberapa menit lalu gadis itu membentaknya. Cuma sekarang malah mengajaknya untuk berlari bersama. “Wanita memang aneh, sungguh aneh! Dia bisa marah bahkan terlihat seperti singa, tetapi hanya sekejap dia juga bisa berubah jadi kucing yang sangat lucu. Di luar nalar, akhh … sudahlah, aku harus menuntaskan tugasku!” Roy berlari mengejar Bianca yang sudah berada di ujung jalan. Mereka memutari kompleks sambil mengobrol dan sesekali bercanda, sam