Bab 45. Ciuman Dadakan

1178 Words

"Kamu akan pulang diantarkan oleh Roy, aku akan membicarakan pekerjaan dengan Papa. Nggak apa-apa 'kan?" Sepeninggal sang ayah, Davian berbicara serius dengan istrinya. Pria itu sudah mulai meraba ke mana arah pembicaraan nanti. Jadi yang paling terpenting ia harus menempatkan orang spesial dalam hidupnya ini ke tempat yang paling aman. "Nggak apa-apa, pekerjaanmu pasti lebih penting. Memang tidak seharusnya aku datang kesini." Senja mengangguk cepat. "Ck, tentu saja harus. Lain kali kamu harus ikut aku ke kantor lagi pokoknya," ujar Davian serius. Senja mencibir pelan, pastinya sudah tahu ada udang dibalik rempeyek dari permintaan suami mesvmnya. "Ya sudah, aku akan pulang sekarang." Senja lalu mengambil tasnya, bersiap untuk pulang. "Tunggu, tunggu." Namun, sebelum Senja sempat b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD