"Apa maksudmu?" Davian justru kebingungan dengan pertanyaan itu. Menurutnya sangat aneh sekali, kenapa Senja berbicara tentang kematian? Senja menggelengkan kepalanya seraya mengusap air matanya kembali. "Tidak, lupakan. Ayo kita pulang sekarang," ujar Senja tak sanggup mengatakan apa yang ia rasakan saat ini. "Senja, jangan coba-coba mempermainkanku lagi. Katakan ada apa?" tanya Davian mendesak. "Tidak ada, Davian. Aku hanya berandai-andai saja, lagipula anak ini jika lahir nanti, kita juga tak mungkin bersama bukan?" ucap Senja. Davian terdiam, bibirnya terkunci tanpa mengatakan apapun. Yah, ia lupa tidak memikirkan bagaimana saat anak yang dikandung Senja itu lahir nantinya. Bahkan dalam benaknya tidak pernah ada kata perpisahan itu. "Jika memang wanita itu pilihanmu, aku tidak keb