Bab 1

2006 Words
Skyla kini termenung di pojok tempat duduk di mana dirinya berusaha mengerjakan tugas yang sudah di berikan padanya, Astaga!!! sedari tadi bahkan Skyla sama sekali belum menulis apapun bagaimana besok dirinya bisa mengumpulkan tugasnya jika sampai sekarang soalnya sama sekali belum bisa dia kerjakan. Sudah seminggu dan besok dirinya harus mengumpulkan kan nya, sebagai tugas pengganti dirinya telat Minggu lalu, jika dia tidak mengumpulkan maka besok dia sama sekali tidak diperbolehkan untuk masuk kedalam ruangan, apalagi jika di lihat-lihat besok adalah mata pelajaran yang memang sangat penting dia juga sangat perlu di bagian ini. "Astaga! bagaimana ini? Mana papa lagi di luar kota di rumah juga sendirian harus apa aku" ucap Skyla frustasi. Skyla anak tunggal dan ibunya meninggal ketika melahirkan nya, walaupun begitu dirinya sangat bersyukur bahwa papanya mampu merawat dirinya dengan baik, dia seolah olah sama sekali tidak kekurangan kasih sayang dari orang tuanya, apalagi dia semakin bahagia ketika papanya memutuskan hidup sendiri dan tidak menikah lagi setelah kehilangan istrinya. Skyla sangat mengagumi papanya, dokter yang sangat berbakat dan selalu murah hati dalam membantu orang yang membutuhkan. Skyla ingin selalu seperti papanya dan dia tidak akan menyerah, kini mengingat papanya seperti itu dia mulai kembali bersemangat dan berharap jika dia segera bisa menyelesaikan tugasnya agar besok bisa masuk kelas. "Semangat Sky" ujar Skyla. Pukul sepuluh malam kini dirinya semakin bersemangat karena memang dia sudah setengah jalan, jika tidak di paksa memang dirinya akan malas dan sama sekali tidak berusaha apalagi dia sudah mendapatkan peringatan mau jadi apa dirinya, kalau sampai tau ayahnya dia pasti akan malu. "Heh belum pulang" ujar Rosita yang menghampiri Skyla. "Ada apa Weh? kok bisa sampai sini?" tanya Skyla mendongak melihat wajah Rosita. "Abis ngerjain tugas terus suntuk akhirnya ya gini kesini lah ngopi atau gimana" jelas Rosita. "Ini aja gue kurang dikit lagi selesai, kau yang tugas halaman 158 udah kan ya?" tanya Skyla. "Udah Weh agak mudah Haha" ujar Rosita ketawa. "lu mah enak, lah gue ini tugas itu udah tapi ternyata ada tugas tambahan pengganti ketelatan itu" ucap Skyla. "Hahaha sabar aja ye bro, orang sabar di sayang dosen galak" ucap Rosita meledek Skyla. Astaga kini pikiran Skyla melayang kemana-mana bagaimana nantinya jika dirinya bisa meluluhkan hati Kenzo yang bak es batu itu, Kenzo orang yang sangat susah di dekati, karena hal itulah banyak orang yang mengatakan jika Kenzo sangat sombong padahal memang mereka sama sekali tidak ada yang tau bagaimana apa yang di alami oleh Kenzo. Hidupnya yang seakan-akan sempurna belum tentu hal itupun sama seperti apa yang di lihat oleh banyak orang, tidak ada hal yang tidak mungkin terjadi karena setiap orang memiliki rahasia masing-masing yang terkadang hanya dirinya yang tau orang luar sama sekali tidak diijinkan untuk tau segala hal yang menyangkut tentang dirinya, tidak semua orang senang mengumbar segala masalah yang terjadi pada dirinya karena itulah sebagai manusia seharusnya saling menghargai karena kehidupan di setiap orang berbeda beda. "Temenin dulu ye Ros aku selesaikan ini dulu abis itu pulang, ogah banget we kalau telat lagi bisa bisa langsung dikeluarkan dari kelas" ujar Skyla. "Lu sih, nginep aja kali kerumah biar nggak telat bangun, bokap lu lagi dinas kan? sendirian di rumah pula ya udah pulang kerumah ku aja" ucap Rosita. "Ya udah deh nanti kerumah gue dulu ya mau ambil buku sekalian baju ganti buat kuliah besok" ujar Skyla. "Gue nebeng nanti ya, biasa tadi numpang Abang lagi mau nongkrong di warkop gue minta turun di sini" ucap Rosita. "Bang Galih ?" tanya Skyla. "iya lah Abang gue yang mana lagi punya Abang satu aja udah cukup ngeselin" ucap Rosita. "Sabar Weh, dari pada diriku sendirian malah sepi" ucap Skyla. Rosita tersenyum memang benar seharusnya Rosita bersyukur memiliki keluarga yang sangat lengkap bahkan dia memiliki Abang, jika dia melihat Skyla maka pasti belum tentu dirinya mampu melalui hidup seperti nya, dirinya yang hanya hidup bersama dengan papanya dan ibunya yang meninggal saat melahirkan dirinya merupakan suatu hal yang pastinya akan sangat menyedihkan bagi Skyla. Rosita seharusnya banyak belajar bersyukur setidaknya kini dia masih bisa menikmati waktu bersama dengan mamanya hal yang sangat tidak ternilai harganya. "Kenapa diem we?" tanya Skyla. "Diem apaan, oranh nunggu kopi adem ini bibir gue Jontor kepanasan kopinya" jawab Rosita. "Tunggu sebentar lagi selesai ini tugas" ucap Skyla dan diangguki oleh Rosita. selama ini teman terdekatnya adalah Rosita, dengan teman yang lain dia baik tapi sama sekali tidak bisa sedekat ketika dia bersama dengan Rosita, memang memilih teman itu penting, setidaknya teman yang di percaya untuk menjadi tempat kita bercerita dengan segala hal yang memang bisa dikatakan sangat privasi. mungkin dulu di awal awal memang dirinya sama sekali masih jaim tapi setelah waktu berjalan kini dirinya bahkan sudah sangat dekat Rosita dan mampu bercerita banyak hal yang memang sangat privasi bagi dirinya. Skyla tipe orang yang susah cerita tapi bersama dengan Rosita dia merasa nyaman dan bisa banyak bercerita tentang segala sesuatu yang dia alami, bahkan baik Rosita dan Skyla sama sama terbuka satu sama lain, mereka sudah sangat percaya. setelah pukul sebelas malam kini Skyla sudah membereskan apa yang dia bawa, dia merasa bersyukur kini tugasnya sudah bisa di selesaikan dengan sangat baik dan bahkan dia langsung mengemudikan mobilnya menuju rumah untuk mengambil baju dan buku kuliah esok hari, dia benar-benar akan menginap di rumah Rosita karena memang takut jika tidak bangun di pagi hari, astaga dosen itu selalu menetapkan jadwal kuliah pagi hal itu memang sangat menyebalkan terlebih dosennya selalu rajin datang dan bahkan tepat waktu, tidak ada waktu satu menit pun berkurang karena dia menyelesaikan kuliahnya setelah bel berbunyi. Benar-benar dosen yang baik, mengerjakan segala tugas dengan baik tapi membuat para mahasiswa ketar ketir bahkan tidak bisa bernafas dengan tenang karena takut jika nantinya dosen tersebut terganggu, walaupun menakutkan tapi mereka sangat butuh dengan ilmu yang dimiliki oleh Kenzo, karena hal itulah semenakutkan apapun Kenzo mereka yang butuh ilmunya pasti akan memberanikan diri untuk mengikuti kelas ini karena kelas ini yang sangat jarang dan penyampaian mata pelajaran pun sangat jelas hingga lebih memudahkan mahasiswa paham dengan materi yang diajarkan. "Tak tunggu di mobil aja Weh, udah malam ini jangan lama lama" ujar Rosita ketika Skyla mau masuk kedalam rumahnya. Bukannya Rosita takut tapi dia malas aja soalnya udah mulai ngantuk, alias udah posisi wenak dan mager sekali. "Iye, ya udah aku masuk dulu" ucap Skyla. Skyla buru buru masuk dan segala menyiapkan apa saja yang akan di butuhkan ya nanti, memang Skyla tidak takut sama sekali lagi pula ini rumahnya mana mungkin dia takut, kecuali dia masuk kerumah orang lain itu beda ceritanya. Dia bergegas keluar rumah setelah dia menyiapkan segala yang di butuhkan nya, sampai mobil dia melihat Rosita yang hampir teler karena memang ngantuk, astaga sok sok an mau nongkrong jam segini aja udah ketiduran. "Ros, bangun Ros" panggil Skyla. Rosita bangun dari tidurnya dengan agak linglung dan langsung bertanya pada Skyla apakah semua yang di Butuhkan Skyla udah di ambil, Skyla mengangguk dan kini langsung mengemudikan mobilnya menuju rumah Rosita. perjalanan tidak macet seperti malam ini mungkin hanya butuh dua puluh menit, memang sebenarnya tidak jauh tapi terkadang jalan yang di lalui nya selalu macet hal itulah yang membuat jarak rumah mereka terlihat sangat jauh. "Tante nggak papa kan nginep di sana gue?" tanya Skyla. "Santai, nggak papa kok" jawab Rosita "Biasa aja kali ah udah berkali kali nginep pula" "Ya namanya numpang juga nggak enak kalau kebanyakan" jelas Skyla. "Mama selow aja sih ah, nggak usah dipikirin mama juga seneng kalau kamu nginep" jelas Rosita dan Tidak di depan Skyla lagi. Skyla bersyukur setidak nya dia memiliki teman yang bahkan keluarga nya juga baik padanya, Skyla selalu di sambut baik dan mereka selalu menerima Skyla dan bahkan selalu saja meminta Skyla untuk sering main kesana. Semoga pertemanan merek akan selalu terjaga dengan baik sampai nanti karena memang pada dasarnya pertemanan akan berlanjut sampai mereka tua nanti. *** Kenzo kini masih di depan meja kerjanya, dia besok ada operasi mendadak pagi dan dirinya juga ada jadwal mengajar memang jadwal yang bertabrakan tetapi dirinya sangat perlu menolong orang lain yang memang membutuhkan bantuannya. Kenzo kini lebih memilih menyiapkan tugas untum mahasiswa nya kerjakan agar besok kelasnya tetap masuk dan tidak kosong, memang jadwal Kenzo tidak bisa di tentukan karena memang terkadang ada operasi mendadak seperti itu, Kenzo juga tidak bisa menolak apalagi ketika permintaan pasien dan keluarganya harus dia yang melakukan hal itu. "Kak, mau mama siapkan cemilan dulu? atau buah?" tawar Rachel. "Mah, kok belum tidur jam segini?" tanya Kenzo. "Kakak abis cek Ale sama Mahes dan liat kamu ternyata masih belum tidur" jelas Rachel "Besok ngajar kan? tapi ada kuliah?" Kenzo mengangguk mamanya tau pasti jika dirinya tiba-tiba menyiapkan soal seperti ini memang pasti jadwalnya bertabrakan karena hal itulah dia memutuskan mengambil opsi seperti ini, mamanya selama ini sangat mengerti dirinya. Rachel sama sekali tidak membedakan anak-anak nya walaupun kini mereka sudah dewasa. Rachel sangat menyayangi mereka dan Rachel sama sekali tidak membedakan anak anaknya, Kenzo juga anaknya walaupun tidak lahir dari rahimnya. "Mama nggak usah-usah repot repot kakak juga mau selesai kok" ujar Kenzo. "Nggak papa, mama buatkan teh sama cemilan, setelah menyelesaikan semuanya kamu langsung istirahat ya kak" pesan Rachel. "Makasih banyak Ma" ucap Kenzo. selembut itu perlakuan Kenzo ketika di rumah dan sama sekali berbeda dengan dirinya yang berada di luar sana, Kenzo tetaplah Kenzo dirinya akan menjadi orang sesuai dengan apa yang diinginkannya, tetapi segala hal itu masih dalam lingkup yang di senangi oleh Keluarganya. Mama papa tidak pernah memaksa Kenzo Melakukan banyak hal tapi dia merasa sebagai kakak tertua banyak tanggungan yang harus dia lakukan apalagi dia sebagai contoh dari adik-adiknya, Kenzo memang sama sekali tidak menerima tawaran papanya memegang perusahaan karena dari awal dia ingin menjadi dokter dia pula memulai bisnis kecil-kecilan dan dia harap bisnis besar milik keluarganya akan di ambil alih oleh Mahes yang sepertinya sudah tertarik bisnis sejak kecil. Kenzo tau dia bukan anak kandung karena hal itu dia hanya ingin memanfaatkan segala hal yang dia miliki, dia bersyukur Tuhan memberikan akal dan semangat yang tidak pernah luntur hingga dia mampu sampai di titik ini dan dia tau bahwa sampai di sini adalah bukan suatu hal yang mudah karena hal itulah dia bersyukur Tuhan membantu dirinya dalam mengejar segala impian yang dia miliki. "ini ya kak, mama ke kamar dulu" ucap Rachela. "Makasih Ma, selamat malam" ujar Kenzo. "Malam kak," jawab Rachel. Kenzo segera menyelesaikan apa yang dia kerjakan agar dia juga bisa beristirahat dengan baik, besok dia melakukan operasi setidaknya kondisinya harus baik agar bisa bekerja maksimal, Kenzo akan berusaha karena banyak orang yang berharap dirinya menyelesaikan hal itu dengan baik. Pagi harinya Kenzo sudah bersiap, dia sarapan bersama dengan keluarganya, memang pagi sekali karena dia ingin mampir ke Universitas terlebih dahulu sebelum dirinya akan kerumah sakit, Kenzo hanya ingin menitipkan tugas pada staff admin agar nantinya bisa datang dan menyampaikan tugas yang dia berikan pada mahasiswa nya. "Kak, ke kampus?" tanya Ale. "Iya dek kenapa? mau bareng?" tanya Kenzo. "Bareng, Ale tapi nanti beda gedung sama kakak nanti anterin dulu ya" pinta Ale. "Iya dek, nanti kakak antarkan" jawab Kenzo. "Makasih kakak" ucap Ale manis. Kenzo selalu bersikap manis pada adik-adiknya dia selalu bersikap adil dan sebaik mungkin memberikan contoh baik bagi mereka, itu merupakan suatu kewajiban yang harus dia lakukan karena memang dia kini sebagai anak pertama dari orang tuanya. Setelah selesai sarapan kini mereka langsung berangkat, sesuai dengan rencana dan memang kini Kenzo mengantar Ale ke gedungnya terlebih dahulu, banyak orang yang sama sekali tidak tau hubungan antara keduanya dan Kenzo juga sama sekali tidak mengungkapkan tentang keluarganya, banyak orang yang berprasangka bahwa Ale dan Kenzo menjalin hubungan tapi terkadang mereka juga memikirkan ulang dugaannya karena memang terkadang Ansel menjemput Ale, banyak hal yang sama sekali tidak diketahui oleh mereka dan hanya di duga-duga oleh banyak orang di sana. "Makasih kakak" ucap Ale. "Sama-sama dek, nanti telpon Ansel kalau mau pulang ya" pesan Kenzo. "Siap kak, good luck operasinya" doa Ale dan Kenzo langsung mengucapkan terimakasih. Kenzo langsung menuju gedung tempatnya mengajar dan menitipkan tugasnya setelah itu dia langsung berangkat ke rumah sakit untuk melakukan kewajibannya sebagai dokter. bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD