Chapter 22

1709 Words

Ravi " Beneran nggak mau menginap lagi, Rav?" Mbak Ana membantuku menarik koper dan langsung kuambil alih begitu sampai tangga. Bagaimanapun juga bumil tidak boleh membawa beban yang berat begini. " Kan masih ada besok-besok mbak. Lagian cutiku nggak bisa lama-lama. Ivi juga." " Tapi ini udah petang loh." " Sengaja mbak, nanti biar pas sampai apartemen bisa langsung istirahat. kemungkinan besar jalanan pasti macet." Timpal Ivi. " Ya sudah. Udah pamit Ayah sama Ibu kan tapi?" " Sudah mbak, tadi sebelum beliau berdua di jemput Mas Deva." Mbak Ana mengangguk paham. Setelah meletakkan koper dibagasi, aku dan Ivi masuk mobil kemudian bergegas pergi. Seperti dugaan kami sebelumnya, jalanan yang kami lewati benar-benar macet. Selain ada perbaikan jalan yang masih belum selesai, entah kenap

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD