Bangun! Jangan Tinggalkan Aku

1255 Words

“K-A-I-Z-E-N?” “See …” panggil Kaizen dengan suara lemah. Sea melihat mata suaminya, dan perlahan matanya sendiri mulai memanas. Tanpa sadar, dia buru-buru berlari ke arahnya, tetapi langkahnya langsung terhenti di depan Kaizen. Dia ingin memeluknya, sangat ingin, tetapi rasa takut menghentikannya. Bagaimana jika ada anggota tubuh Kaizen yang terluka parah? Dia hanya berdiri mematung di depannya, tubuhnya gemetar. Matanya menyisir suaminya dari kepala hingga kaki. Kemeja pria itu basah penuh darah, dan keningnya robek, masih mengeluarkan darah. Sebelum Sea sempat mengatakan apa-apa, suara roda brankar menarik perhatian mereka. Para petugas medis membawa Anderson yang terbaring tak sadarkan diri. Kondisinya terlihat jauh lebih parah dibandingkan Kaizen. Sea tersentak kaget, begitu ju

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD