Shireen memperhatikan Gyandra yang tidur di sofa ruang televisi, dia memeluk ponsel yang tak Shireen sadari. Selimut masih menutupi sebagian tubuhnya. Semalam Shireen terbangun pukul dua dini hari dan menyelimutinya. Shireen berpikir, mungkin Gyandra sedang sangat kelelahan dan butuh istirahat yang cukup makanya memilih tidur di luar, padahal ada kamar tamu, namun dia tak menggunakannya entah kenapa? Terlebih belakangan ini Shireen sering gelisah saat tidur, mungkin karena faktor kehamilannya yang membuat Gyandra jadi sulit tertidur juga. Saat tengah memperhatikan wajah suaminya lekat. Gyandra membuka mata. “Aaaaakkhh!” jeritnya seraya menjauhkan wajah dari Shireen. Shireen ikut terkejut dan memegang daadanya. “Abang kenapa sih baru bangun langsung teriak?” ujar Shireen. Gyandra