Kevin terbaring lesu di sofa ruang keluarga Ken, kakaknya. Matanya menatap langit-langit rumah tanpa fokus. Di lantai, Zidan, keponakannya, bermain robot sambil sesekali tertawa kecil. Anak itu berusaha menarik perhatian Kevin dengan menggerakkan robotnya mendekat, tapi Kevin hanya menghela napas panjang tanpa menanggapi.
Tania, kakak iparnya, muncul dari dapur sambil membawa segelas s**u untuk Zidan. Ketika melihat Kevin yang tergeletak seperti orang tak berdaya, ia menaikkan sebelah alisnya.
“Kevin, ada apa sih? Kok murung begini?” tanyanya sambil menyerahkan s**u ke Zidan.
Kevin menatapnya pelan, lalu tersenyum tipis. “Nggak ada apa-apa.”
“Bohong! Mukamu itu seperti habis ditolak seseorang. Ayo cerita, apa yang dipikirkan?” desak Tania sambil duduk di sebelahnya.
Kevin me
