Rojer dan Oliver akhirnya duduk satu meja bersama Marisa dan Mari. Desita sudah dibawa keluar oleh Dante karena mengamuk. Dante sendiri juga sudah tidak tahan ingin memukul jika semakin lama di hadapan Marisa sehingga dia memilih untuk keluar. "Hanya ada satu hal yang benar-bnar ingin aku tanyakan sama kamu." Rojer berbicara dengan menghela napas. Terdengar sekali bahwa laki-laki itu sedang berusaha menahan emosinya. "Berhenti menghakimi kakakku! jika kalian mencari siapa yang pantas disalahkan, silahkan salahkan orangtua kami." Mari sejak tadi terus merecoki pembicaraan dan bersikap ketus seolah-olah dia dan Marisa sedang di jahati. Hal itu membuat Oliver kesal. Apalagi Marisa sejak tadi hanya diam saja sambil menangis. "Kalau lo nggak diem, mulut lo gue sumpel pakai sepatu." Geram oli

