Semua rencana yang dilakukan Bulan gagal total. Hal itu membuat gadis itu menangis semalaman di kamarnya. Sudah sejak subuh Hermansyah—ayahnya menggedor pintu kamarnya tapi Bulan tidak kunjung keluar dari kamar. "Padahal aku hanya menginginkan milikku, kenapa sulit sekali. Bahkan ketika aku hampir berakhir dulu, Oliver malah mengorbankan nyawanya sendiri demi bisa kembali ke masa lalu sialan ini." Gadis itu berbicara pada dirinya sendiri. "Sudahlah Lan, semua tidak perlu kamu sesali. Kita masih memiliki banyak cara untuk membuat semua yang kamu inginkan menjadi milik kamu." Hermansyah terus membujuk. "Apa lagi? bahkan Gerhana yang seharusnya tidak mati tapi bocah bodoh itu malah kecelakaan. AKu kehilangan segalanya Pah." Teriak Bulan dari dalam kamarnyaa. Baju dan rambutnya berantakan.