Part 45 Takut Kehilangan 2

1082 Words

Rasa sakit dan tidak ingin kehilangan berbaur jadi satu. Bantu aku, ya Allah. Bantu aku keluar dari bayang-bayang pahit ini. Air mata kembali menetes di seprai putih. "Jangan menangis, Vi. Mas akan lakukan apapun untuk memulihkan hubungan kita." Dia mengecupku berkali-kali. Tatapannya begitu dalam, seolah ingin menelanku tanpa sisa. Aku bisa merasakan penyesalannya, tapi aku memang butuh waktu untuk melupakan semuanya. Andai suatu saat tetap tidak bisa lupa. Setidaknya sakitnya telah mereda. Jam sepuluh pagi kami bersiap untuk check out dari hotel. Aku merapikan kemeja yang dipakai Mas Ilham. "Dipakai saja jasnya, Mas. Kemejanya udah kusut gini." "Tidak apa-apa kusut. Nyante saja, kita cuman sebentar beresin pembayaran lalu masuk mobil." "Ya, sudah," jawabku sambil tersenyum. Kami

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD