Sampai sore Mas Ilham tidak cerita padaku bahwa dia telah melihat Nura. Sepertinya dia pun tidak tahu kalau aku juga melihat perempuan itu. Mas Ilham bersikap biasa saja. Biarlah, bersikap masa bodoh jauh lebih baik. Diam dan memperhatikan saja. "Jam berapa, Mas meeting nanti?" tanyaku memindahkan lengannya yang melingkar di pinggangku. "Jam tujuh malam." "Dengan siapa saja?" "Dengan semua BM yang hadir hari ini." "Pak Alex juga?" "Ya. Tadi dia ngomong apa ke, Vi?" "Cuman tanya kabar saja." "Bener?" "Iya. Sama tanya apakah aku kerasan atau enggak tinggal di tengah hutan." "Vi, jawab apa?" "Kujawab kalau aku tersiksa tinggal di sana." Mas Ilham menatapku tajam. Cukup lama aku memandang netranya yang menunjukkan sikap tidak suka terhadap jawabanku. Kemudian aku tersenyum sambi