Penyesalan Selalu Datang Kebelakangan

1143 Words

Shaka terpaku dan membeku mendengar ucapan Fasya, perasaan bingung, aneh sekaligus senang seolah berputar di dalam kepalanya. "Apa?" tanyanya ingin mendengar sekali lagi, meyakinkan jika yang dia dengar memang nyata. Fasya mengusap hidungnya dengan gugup, dia juga tersenyum merasa lucu melihat ekspresi bingung dan kaget di wajah ayahnya. "Y-ya, Fasya bantu cari Zivaa!" ulangnya enggan menatap balik Shaka. Shaka mengerjap merasakan matanya yang memanas saat itu juga, kelenjar air matanya langsung penuh dan ingin tumpah namun dia mengusapnya. Meski tetap saja, air matanya keluar dibarengi dengan perasaan senang, haru dan bahagia terlihat jelas di wajahnya. "I-iya, tentu saja! Boleh, sangat boleh!" ucapnya gugup, serta merta dia merangkul Fasya yang juga langsung memeluknya. Menepuk bahu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD