Zivaa memekik ketika Shaka mulai memasukinya, meraup bagian depan tubuhnya dengan tangannya yang kokoh. Setelah pemanasan yang membuat Zivaa mencapai puncak, Shaka menghentaknya dari belakang dalam posisi berdiri. "Mas!" Zivaa meremas seprai dengan kuat, tubuhnya ikut tersentak setiap kali suaminya itu menghentaknya dengan penuh tenaga. "Kamu kok sempit terus!" erang Shaka dengan nada vulgar yang justru membuat gairah keduanya makin membara. "Ah!" Zivaa merintih, bergerak mengimbangi hentakan Shaka. Tapi lelaki itu malah mengerang dan menahan Zivaa untuk berhenti. "Hentikan! Nanti aku terlalu cepat!" geramnya dengan napas terengah, Zivaa justru menahan tawa karenanya. Shaka lalu meminta Zivaa untuk berbaring di tempat tidur, berganti posisi dan membuat istrinya itu duduk di atasnya.