Waktu begitu cepat berlalu, Arsy pun sudah masuk sekolah TK Kecil. "Arsyka Kahiyang Putri?" "Hadir, Bu Guru!" sahut Arsy dari bangku belakang, tapi kemudian semua anak-anak yang ada di kelas itu tertawa serempak sambil menunjuk ke Arsy. Bu Guru yang berdiri di depan pun tampak menahan tawa merapatkan bibirnya. Arsy pun bingung jadinya. "Eh, kenapa?" ujarnya dengan wajah cemberut dan merah padam. Bu Guru pun berjalan menghampirinya, dia lalu berlutut di depan meja Arsy. Membelai rambut berkepang anak itu dengan lembut. "Ayo, ikut Ibu ke ruang guru. Kita bersihkan wajahmu, Nak!" katanya. Arsy pun terbelalak, reflek dia memegang wajahnya tapi tak merasakan adanya yang aneh di sana. Dia pun lalu mendelik pada salah satu anak laki-laki yang selama ini menjadi rivalnya di sekolah TK itu.