Zivaa menggerutu sepanjang perjalanan, oleh karena kelakuan Shaka, dia harus balik lagi ke apartemen untuk bersih-bersih. Shaka yang mengemudi hanya terkekeh saja menanggapinya. "Jadi, kamu mau kasih izin enggak?" tanya Zivaa dengan nada kesal. Shaka tersenyum geli melihat wajah ketus Zivaa. "Iya, kamu boleh pergi!" katanya. Langsung saja mata Zivaa membelalak lebar mendengarnya, dia maju memeluk Shaka dan menciumnya. "Makasih, Mas! Makasih!" serunya gembira. Shaka mengiyakan, ikut senang melihat istrinya begitu gembira. Lalu, senyumnya pun berubah misterius secara diam-diam namun Zivaa tak menyadarinya. Setelah mengantarkan Zivaa, Shaka lanjut menuju kantornya yang jaraknya sekitar 10 menit. Sejak dia turun di lobi depan, satpam kantor yang membantu memarkirkan mobilnya tampak ter