When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Bella menatap pria di depannya dengan tatapan penuh kebencian miliknya untuk pria yang telah memberikan sejuta luka untuknya. Bella hanya melihat, apa yang dilakukan oleh pria itu. Pria yang pernah dicintainya itu sedang mengambil sebuah pisau dan berjalan menuju balkon. “Bella, aku sungguh menyesal. Aku minta maaf. Aku tahu aku salah. Aku tidak pantas mendapatkan cinta dan kata maaf darimu,” ucap Jello meneteskan air mata untuk kesekian kalinya. Jello tertawa lirih. Bagaikan orang depresi atau bisa dibilang seperti orang gila. Tertawa sendiri dan kemudian menangis. Jello meremas rambutnya, dan menatap Bella dengan tatapan tak bisa dimiliknya lagi. “Kau meminta seribu kalipun. Aku tidak akan memaafkanmu,” ucap Bella sinis. Jel