Ziya tidak lagi bisa berkonsentrasi. Ada sebab dan akibat dari segala sesuatu yang dilakukan setiap orang. Saat ini Ziya berada dalam dilema yang menyerang pertahanan dirinya. Ia mencintai Mahesa sejak awal pertemuan mereka. Ia tidak akan sanggup berpisah dari pria itu. Mahesa menganggap kegelisahan Ziya yang terbaca intuisinya adalah karena alasan emosional tentang ia dan putrinya, bukan karena hal lain. Pria itu berusaha meyakinkan Ziya jika hidupnya dan Essa akan lebih bahagia dengan kehadirannya. “Aku sudah memastikan memilih kamu sebagai pendamping hidupku. Aku memercayakan hatiku padamu. Kamu pun harus tahu, Ziya. Perasaanku saat ini padamu tidak ada kaitannya dengan masa lalu. Aku menjadikanmu istriku bukan untuk membalas Rafa karena perbuatannya pada Arini. I bloody love you,”