Cairan kental berwarna merah pekat menodai kain sutra yang menjadi alas tempat tidur Raja Edvill. "Yang Mulia, saya harus segera memanggilkan tabib." Pelayan utama Edvill memasang wajah khawatir. Edvill mengangkat tangannya, ia mengelap dagunya yang dibasahi oleh darah yang ia muntahkan, "Aku tidak membutuhkan tabib." Edvill sudah muak dengan tabib yang terus datang ke kediamannya tanpa bisa menyembuhkan penyakitnya. "Saya harus melaporkan ini pada Putra Mahkota." Lagi-lagi Edvill melarang. Aldwick sudah dibuat khawatir oleh sakit Leticya, ia tak ingin menambah kekhawatiran itu. "Tinggalkan aku sendirian." Edvill mengusir pelayan utamanya keluar. Pelayan itu keluar, menutup pintu dengan senyum kecil yang terlihat samar di wajahnya. Dalam hatinya ia mencela Edvill yang sangat bodoh.