Netra perempuan dengan gaya angkuh itu, masih tidak lepas dari tangan Adrea.Tanpa disadarinya, pergerakannya juga tidak lepas dari pengawasan Alfan. Tapi itu tidak berlangsung lama, karena raut wajah mama tirinya kembali datar seperti semula saat melihat putra kandungnya memasuki ruang makan. Arsen juga hadir, karena Papanya tidak suka jika tidak ada yang hadir. Semua sudah paham itu, karena jika sampai tidak hadir, hanya kemarahan yang akan mereka terima. Adrea menatap satu persatu orang yang ada di ruangan tersebut.Bukan hanya keluarga inti, sepertinya saudara dari Papa atau mungkin Mama Arsen dan Alfan juga hadir. Semuanya terlihat kaku, perlahan suasana menjadi sangat dingin. "Alfan ...perkenalkan istrimu pada kami." Papa Alfan mulai berbicara setelah beberap saat terdiam. Alfan